Madyapadma

Madyapadma adalah ekstra jurnalistik yang ada di SMA Negeri 3 Denpasar

Launching buku

Launching buku adalah salah satu acara dalam Presslist 7

MP All Around

MP All Around yang biasa dilakukan setiap hari minggu menjelang Presslist

Proses Pembelajaran

Kurikulum, guru dan proses pembelajaran merupakan aspek penting dalam pendidikan

Matahari terbenam

Pemandangan yang sangat umum di Pulau Bali

Kamis, 23 Juni 2016

Satu Tahun di Madyapadma

25 komentar

Pengalaman Satu Tahun di Madyapadma


Saya pertama kali masuk resmi di SMA 3 pada bulan Agustus tahun lalu. Pada saat itu sedang diadakan pemilihan ekstra, untuk menentukan mau masuk ekstra mana. Saya sangat bingung ingin memilih ekstra yang mana, karena saat di SMP saya tidak serius dalam ekstra. Dan pada akhirnya saya memilih ekstra Madyapadma, tapi setelah saya memilih ekstra tersebut ternyata ada tes apabila satu ekstra memiliki lebih dari 30 peminat.

 Pada saat itu saya sudah pasrah dan menyerah apabila ada tes, itu karena saya sama sekali tidak pernah mengikuti ekstra jurnalistik seumur hidup saya. “Bagaimana akan menang bila dibandingkan dengan orang yang sudah ahli dalam bidang jurnalistik dan sudah memenangi banyak lomba dalam bidang  ini” begitu pertanyaan yang ada dalam hati saya.

Alhasil, ada sebuah keajaiban yang terjadi, tidak ada tes penentuan untuk masuk ke Madyapadma. Itu karena kak Ananta atau pembina nya sedang dalam jadwal yang sibuk pada saat itu. Akhirnya saya resmi menjadi anggota Madyapadma, dan kegiatan pertama adalah pemilihan ketua. Semua anggota mp yang baru dikumpulkan dalam satu kelas dan diminta untuk mendengarkan orasi dari calon-calon ketua yang duduk didepan dengan menggunakan meja dan kursi, layaknya ujian semester. Di atas setiap meja tersebut ada sebuah kertas putih yang terlipat menjadi papan nama, yang tertulis kan adalah : INTAN, YANA, COK LAKSMI.

“Ouhh, jadi itu nama mereka, kak intan, kak Yana dan kak Cok Lasmi” bisik saya dalam hati. Setidaknya saat itu merupakan saat dimana saya pertama kali menemui mereka dan mengetahui namanya. Pada saat orasi dimulai, suara riuh mulai terdengar dari kakak kelas yang lainnya, mereka membawa papan bertuliskan nama dari calon yang mereka dukung. Tapi, agar tidak pilih kasih, mereka membawa 3 papan yang berisikan nama semua calon. Jadi waktu giliran kak Yana, kakak kelas yang lain ngangkat papan yang ada nama kak Yana trus bersorak sorak.

Berlanjut ke kegiatan ekstra pertama, seperti yang  sudah dilakukan selama ini kegiatan ekstra di SMA 3 dilaksanakan pada hari Sabtu. Jadi, pada hari Sabtu itu terjadi hal yang paling membuat saya menjadi gugup, yaitu perkenalan. Bayangkan, saya sama sekali tidak pernah masuk ekstra jurnalistik dan tidak tahu apa apa tentang jurnalistik.  Jadi pada perkenalan saya berkata “ingin mendalami jurnalistik” saya berhenti sebentar “hmm, kayaknya kurang deh” lalu, “dan juga ingin mendalami fotografi”. Yeay, saya berhasil melewatinya.
Screening film

Lalu kegiatan ekstra ekstra berikutnya berjalan seperti biasa, pemberian materi, tugas, games (kadang-kadang) dan nonton film atau gaulnya screening film. Setelah beberapa minggu berlalu, tepatnya wktu liburan semester 1 ada kegiatan yang bernama PJTD (Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar). PJTD ini awalnya terdengar seru dan menyenangkan tapi...., ya tetap seru dan menyenangkan walaupun dalam artian yang berbeda. Di PJTD ini diajarkan mengenai segala dasar untuk menjadi seorang reporter, membuat artikel, tajuk, wawancara, foto, dan masih banyak materi lainnya yang akan membuatmu pusing (dalam artian baik). Dan setelah PJTD ini selesai, kita semua peserta diberikan video saat pelaksanaannya yang membuat satu ruangan riuh, gaduh dan tertawa terbahak bahak. Bahkan saya melihat salah satu teman saya menangis bahagia melihat temannya sendiri dijadikan bahan tertawaan... selain karena videonya, hari terakhir PJTD juga sangat seru karena ada pembagian kelompok untuk pembuatan kording.

“Hmmm, kelompok ini terdiri dari 5 orang, tidak ada orang yang ane kenal, wajahnya asing semua, mentornya kurang meyakinkan...” itu hal pertama yang terbecus di otak saya saat pertama kali melihat kelompok. Mari merapat, akan saya sebutkan nama dari anggota kelompok saya. Galuh : si pemimpin kelompok, Hardy : editor handal, Dagit : biasa aja, Galing : fotografer, saya : ndak tau mau ngapain. Kombinasi yang sangat pas sekali.

Setelah itu kami membuat kording dan ternyata kelompok yang saya kira buruk di awal telah menjadi kelompok yang sangat menyenangkan dan memiliki banyak keseruan. Mentornya juga menjadi lebih meyakinkan setelah saya mengenalnya, ampun kak. Kita tertawa bersama hingga stress bersama waktu pembuatan kording berlangsung. Tapi kordingnya berhasil selesai dan mendapat peringkat kording terbaik seantero MP 39.

Tak terasa sudah 6 bulan lebih saya masuk MP, dan sekarang adalah waktunya acara akbar yang terbesar, termewah, termegah dan termengagumkan, yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah Presslist. Hmmm, Presslist ? apa itu ? tentunya kalian yang tidak pernah ikut ekstra jurnalistik akan bertanya apa itu Presslist, persis seperti saya pada saat itu, wkwkwk. Walaupun saya tidak tahu itu kegiatan apa, saya tetap semangat dan enerjetik pada saat pengumuman panitianya. Saya masih santai di awal, pada saat nama saya tidak ada, namun setelah sekian lama nama saya tidak disebut dan hampir semua teman saya sudah disebut, saya mulai takut nama saya dilupakan dari MP. Tapi tiba tiba nama saya muncul di tembok putih (waktu itu pake lcd) dan saya menjadi koordinator buku dan mini album.

Lagi lagi, kesan pertama yang saya hadapi sama seperti saat kelompok kording diumumkan. Padahal saya tidak pernah bikin buku, saya juga masih kurang tau apa itu mini album. Jadi, ini merupakan kejadian membingungkan ketiga dalam hidup saya, 1. Mendapat nem besar saat UN SMP, 2. Mendapat nem besar saat UN SMA, dan 3. Saat ini.

Tapi ternyata semua dapat berjalan lancar, walaupun di awal saya sangat membutuhkan bantuan dari kak Utik untuk membuat jadwal waktu supaya semua kegiatan berjalan sesuai rencana. Setelah semua persiapan sudah mau selesai, tepatnya pada saat h-1 Presslist. Ada satu hal yang kurang, yaitu foto cover depan untuk buku “Teluk Benoa : Magnet di kaki Pulau Bali”. Saya, Perana dan Dyo akhirnya menuju ke Teluk Benoa, tepatnya daerah Serangan untuk mengambil foto agar dapat dijadikan cover. Kami bertiga masuk kedalam hutan mangrove di Serangan, sesuai dengan petunjuk dari kak Ananta. Setelah beberapa sesi fotografi, kami mendapatkan foto yang kami “anggap” bagus dan segera kembali ke ruang MP. Tetapi, setelah dilihat oleh kak Ananta, foto itu masih kurang untuk dijadikan cover buku. Jadi saya dan Perana kembali ke hutan mangrove jam 5 untuk mencari foto yang bagus. Sesampainya disana saya langsung mencari foto yang bagus, setekaah beberapa kali mengambil foto akhirnya ada yang dipilih oleh kak Ananta.
Cover buku Teluk Benoa : Magnet di kaki pulau Bali

Setelah itu, kami langsung mengepak semua barang kami dan lari dari hutan mangrove karena hutannya begitu mengerikan saat gelap.

Kayaknya itu saja yang sudah saya alami selama setahun di Madyapadma, pokoknya banyak kegiatan menyenangkan dan hal hal baru yang saya dapatkan setelah setahun di MP

adyapadma. Mulai dari pengalaman hingga teman teman baru. Oke, bye kawan, salam MP !!!
Continue Reading...
 

Blog Paling Meyakinkan Copyright © 2012 Template Designed by BTDesigner Published..Blogger Templates· Powered by Blogger