Madyapadma

Madyapadma adalah ekstra jurnalistik yang ada di SMA Negeri 3 Denpasar

Launching buku

Launching buku adalah salah satu acara dalam Presslist 7

MP All Around

MP All Around yang biasa dilakukan setiap hari minggu menjelang Presslist

Proses Pembelajaran

Kurikulum, guru dan proses pembelajaran merupakan aspek penting dalam pendidikan

Matahari terbenam

Pemandangan yang sangat umum di Pulau Bali

Selasa, 19 Juli 2016

MOS : Kembangkan Kreativitas Siswa

0 komentar

MOS : Kembangkan Kreativitas Siswa

Masa Orientasi Siswa atau yang lebih dikenal dengan nama MOS merupakan kegiatan yang biasa dilakukan di lingkungan sekolah dalam rangka pembiasaan siswa baru terhadap lingkungan sekolah. Bagi kalian yang sudah sampai pada jenjang SMP keatas pasti sudah pernah mengalami kegiatan MOS ini secara langsung.  
Namun pengalaman siswa terhadap MOS ini pasti sangat bervariasi, tergantung dengan tempat dia bersekolah. Ada sekolah yang mengadakan MOS dengan kedisiplinandan ketegasan, ada yang menguji dengan berbagai soal maupun tes, dan ada juga sekolah yang megabungkan keduanya. Setiap sekolah yang melakukan kegiatan ini pasti memiliki alasan dibalik itu, mereka yang melakukan MOS dengan ketegasan  menginginkan agar siswa nya dapat menjadi disiplin dan dapat menghormati kakak kelas maupun guru, mereka khawatir apabila MOS ini dilakukan tanpa adanya ketegasan maka siswa baru tidak akan bisa menghormati kakak kelas dan gurunya.
Sekolah yang mengadakan MOS dengan mementingkan tes dan pengetahuan menginginkan agar siswa barunya siap untuk menghadapi pelajaran yang ada dan dapat mengejar prestasi dalam bidang akademis bagi sekolahnya.  Selain itu mereka juga berpikir bahwa dengan cara ini , siswa-siswi  mereka akan siap menghadapi masa depan, karena sekarang kita lebih mementingkan otak dan kreasi dibandingkan dengan otot dan kekuatan.
Kebanyakan sekolah di Indonesia berdasarkan pada MOS  tegas yang dibawahi oleh OSIS dan panitia siswa. Namun semua ini berubah pada 11 Juli 2016, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies Baswedan secara resmi melarang kegiatan MOPD/MOS yang dilakukan oleh pelajar dengan mengeluarkan Permendikbud Nomor 18 tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah. Dalam permendikbud tersebut dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru perlu dilakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan.
Keputusan Anies ini menghasilkan banyak pertentangan dan persetujuan, ada beberapa pihak yang tidak terima dengan keputusan ini karena mereka masih percaya  bahwa MOS yang sebelumnya dapat menjadikan siswa lebih baik. Kepercayaan mereka ternyata benar, MPLS yang awalnya ingin menciptakan siswa yang ceria dengan menggunakan kegiatan perkenalan yang menyenangkan telah menghasilkan siswa didik yang kurang memiliki rasa hormat. Mereka serasa tidak peduli terhadap adat dan budaya dari sekolahnya yang sudah di jaga dari dulu.


MOS yang diminta untuk membawa barang banyak dan “aneh aneh” bertujuan untuk  membuat siswa didik menjadi lebih kreatif dalam mencari barang tersebut. Perploncoan yang dibilang kegiatan buruk sebenarnya adalah cara untuk  menegaskan siswa yang  baru masuk ke sekolah tersebut.

Kita ambil contoh saja SMA Negeri 3 Denpasar, sekolah ini telah dikenal dengan MOS nya yang keras dan tegas, namun tanpa adanya tindakan fisik. Siswa-siswa yang dibilang terkena perploncoan ataupun pembodohan, lebih baik disebut dengan perbaikan. Ada suatu saat MOS dimulai, siswa yang terlambat Di MOS SMAN 3 ini diminta untuk maju kedepan dan dipakaikan topeng, OSIS pun menyuruh anggota MOS yang lain untuk menertawakan siswa tersebut. Hal ini telah menghasilkan efek jera dan menghasilkan suatu pengalaman yang mengesankan dan tidak terlupakam bagi siswa baru tersebut.

Siswa diminta untuk mengumpulkan segala barang yaitu makanan untuk dibawa saat kegiatan MOS, tidak lain dan tidak bukan dipakai untuk hadiah mereka saat memenangkan kompetisi dalam kegiatan tersebut. Jadi OSIS maupun panitia siswa dalam kegiatan tersebut tidak ada mengambil keuntungan apapun, mereka melakukan itu dengan sukarela demi menghasilkan adik kelas yang lebih baik. Selain itu, kegiatan mengumpulkan makanan membuat kerja sama siswa baru menjadi lebih erat dan menjadi saling mengenal.
Salah satu kegiatan MPLS

MPLS ataupun Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang telah diterapkan, telah membuat hasil yang nyata, siswa hasil didikan MPLS ini sangat berbeda dengan yang telah dihasilkan oleh MOS. Siswa yang dihasilkan saat MOS lebih sopan dan taat terhadap guru dan kakak kelas, sedangkan siswa yang dihasilkan saat MPLS menjadi kurang hormat dan melupakan tradisi yang ada di sekolah tersebut. Walaupun semua tradisi yang ada dalam sekolah itu dibilang memerlukan perubahan seiring dengan perubahan zaman, karena dianggap kuno dan menghambat kreativitas siswa. Namun tradisi tersebut merupakan ciri khas dan suatu hal yang membuat sekolah itu dapat terkenal hingga saat ini, sebenarnya kita tetap dapat mengembangkan kreativitas kita dengan adanya tradisi tersebut. Oleh karena itu sangat disayangkan apabila MOS ini dihilangkan.
Continue Reading...

Minggu, 17 Juli 2016

Si Biru Penuh Ilmu

0 komentar

Si Biru Penuh Ilmu

Seluruh Mata Tertuju Padanya

Perpustakaan Keliling merupakan bagian dari perpustakaan umum, perpustakaan keliling ini  adalah perpustakaan yang diwujudkan dalam bentuk mobil unit sehingga dapat dipindah-pindahkan ketempat tertentu agar pemakaian perpustakaan ini dapat menjadi lebih luas dan dapat menggugah minat masyarakat dalam membaca buku. Selain itu, perpustakaan ini juga sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan pengetahuan masyarakatnya melalui kebiasaan membaca guna mengentaskan kemiskinan.Ada 9 daerah penerima perpustakaan keliling, diantaranya : Provinsi Jawa Tengah, Kota Mojokerto, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Banten, Kabupaten Bogor, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi DIY Yogyakarta dan Provinsi Bali.

Di Denpasar Bali, launching mobil perpustakaan keliling ini dilaksanakan pada hari sabtu 21 November 2009 yang bertempat di depan Museum Bali. Launching ini dilakukan oleh Sekda Kota Denpasar, Drs AA Ngurah Rai Iswara, M.Si, dihadiri oleh Seluruh SKPD , camat dan pemenang Lomba Minat Baca.

Perpustakaan ini baru memiliki buku sebanyak 10040 buah. Mobil Perpustakaan Keliling ini telah dilengkapi dengan dukungan sistem Informasi Perpustakaan (SIP), dimana disetiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), nantinya dikembangkan berbasis intranet yaitu melalui komputer jaringan yang ada dapat mengetahui atau mencari buku yang ada di perpustakaan.

“Membaca cara pinter buat pinter” kalimat inilah yang pernah dibaca oleh sebagian masyarakat Kota Denpasar terutama bagi mereka yang sering menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan sore ataupun untuk sekedar menghirup udara segar bersama keluarga saat akhir pekan di seputaran Lapangan Renon maupun Lapangan Puputan Badung.Kalimat tersebut tertulis pada mobil perpustakaan keliling BPAD Kota Denpasar yang setiap minggunya memberikan pelayanan perpustakaan keliling di tempat-tempat umum seperti contohnya taman kota.

Di Denpasar, mobil perpustakaan keliling ini akan berkeliling setiap hari sabtu dan minggu di beberapa tempat seperti Lapangan Puputan Badung, Lapangan Niti Mandala Renon, Lapangan/ Taman Kota di Lumintang dan Pendestrian Jalan Kamboja.Dengan adanya mobil perpustakan keliling diharapkan pelayanan akan dapat didekatkan kepada masyarakat, sehingga dapat mewujudkan minat baca dari sejak dini.
Antusiasme Generasi Muda


Pilih HP atau Si Biru


Ayah, Aku Mau Buku


Si Biru Dikerumuni Kutu Buku



Demi Buku Aku Berjinjit






Continue Reading...

Rabu, 13 Juli 2016

Bali Galak di Guungan

0 komentar

Bali Galak di Guungan

Mereka adalah dasar dari masyarakat. Mereka merupakan unsur unsur yang terjadi di kehidupan masyarakat. Mereka bisa dibilang sebagai pembuat dari kehidupan sosial. Mereka adalah sikap saling menghormati (toleransi), penyesuaian (integrasi) dan perpecahan (disintegrasi).

Unsur-unsur diatas pasti akan ada disetiap  tempat di masyarakat. Yang membedakan adalah komposisinya. Misalkan di daerah 1 : toleransinya 60%,integrasi 20% dan disintegrasinya 20%. Kondisinya akan berbeda dengan daerah 2 yang : toleransinya 20%, integrasi 20% dan disintegrasinya 60%. Kondisi di daerah 1 akan lebih nyaman dan tentram karena sedikitnya perpecahan di daerah tersebut.

Tentunya sekarang anda bertanya tanya mengapa perpecahan bisa termasuk sebagai dasar dari masyarakat.  Penjelasan yang sangat sederhana : tanpa adanya perpecahan tidak akan ada yang namanya persatuan.

Di Bali, integrasi dan toleransinya semakin kesini semakin berkurang. Hal itu terjadi karena disintegrasinya yang mengalami kenaikan pesat. Kita bisa melihat pencerminan pernyataan saya dari kasus yang baru baru ini terjadi. Yaitu bentroknya 2 organisai masyarakat besar Bali yang hingga memerlukan korban nyawa.

Tentunya kejadian itu sangat membingungkan bagi masyarakat Bali. Ormas yang seharusnya saling bersatu padu untuk menjaga Bali dari hal-hal yang berbahaya, justru berbalik menjadi hal yang berbahaya bagi Bali.

Kejadian itu terjadi tidak lain dan tidak bukan dikarenakan oleh sifat rakyat Bali yang tidak berani mengungkapkan sesuatu kepada masyarakat luar, tapi justru terlalu juari terhadap sesama jenisnya. Contoh : bila ada sedikit masalah dengan sesama orang Bali, mereka tidak akan malu untuk beradu jotos untuk menyelesaikan masalahnya. Lain cerita bila orang luar yang membuat masalah.

Hal yang nyata terjadi baru baru ini, tidak berapa lama setelah bentrok diantara 2 ormas ,ada suatu daerah di Bali yang dikirimi surat oleh organisasi teroris internasional. Dan kemana perginya suara ormas yang menggelur-gelur kan kekuatan mereka beberapa hari sebelumnya ?, mereka langsung mati kutu dan tidak dapat berkata apa apa.

Bila kasus ini terus berjalan berkelanjutan hingga di generasi cucu dan cicit kita, maka Bali akan musnah dan hancur secara keseluruhan. Oleh karena itu, sebelum terlambat kita harus merubah pola pikir kita agar menjadi lebih berani dalam mengungkapkan sesuatu dan lebih memperkuat rasa persatuan kita.
Continue Reading...

Sabtu, 09 Juli 2016

Premanisme : Takut untuk Berani

0 komentar

Premanisme : Takut untuk Berani



Rintihan penduduk lemah tertindas oleh yang lebih kuat. Erangan mereka terdengar hingga penjuru negeri, tapi tidak satupun uluran tangan yang terlihat. Yang kuat diatas dan yang lemah semakin terpuruk masuk ke lubang hitam tak berujung.

Tahun berganti tahun, bulan berganti bulan, hari berganti hari. Harapan agar kebiasaan ini hilang telah pupus tertiup angin. Marilah kita menghadap ke dunia nyata dan lupakan doa doa yang telah kita ucapkan untuk membuat perilaku ini hilang dari rakyat.

Ingin melawan tapi terlalu takut, kalau diteruskan kita akan terus tertidas. Premanisme, satu kata yang sudah sangat familiar di masyarakat. Premanisme ini mencerminkan sebuah kelakuan penindasan pihak yang lemah oleh pihak yang lebih kuat. Baik dari segi kekuatan maupun kekuasaan, premanisme ini tetap saja membuat batin masyarakat menjadi terusik dan gelisah.
Sumber : bisnisnesia.wordpress.com

Premanisme di kalangan bawah sering dipengaruhi oleh kekuatan. Orang-orang menengah kebawah akan bergetar hebat jika disuguhi dengan kekuatan yang melebihi dari kekuatan yang ada di diri mereka. Premanisme dikalangan bawah familiar dengan adanya ormas-ormas yang menggerakkan preman layaknya dalang dibelakang layar.

Sedangkan premanisme dibagian kekuasaan sering terjadi di suatu organisasi yang memiliki tingkatan, sebut saja sekolah. Di sekolah, kita sudah familiar dengan kata senioritas dan junioritas. Pasti ada beberapa murid yang terusik dan resah, karena didasarkan dengan kata senioritas.

Premanisme ini sebenarnya bertujuan untuk memenuhi sifat keegoisan dari suatu oknum atau organisasi tertentu agar keinginan yang mereka damba dambakan bisa tercapai sepenuhnya. Akhirnya segala cara akan mereka lakukan untuk memenuhinya, salah satunya dengan premanisme.

Apabila fenomena premanisme ini terus berlanjut, maka akan semakin banyak pihak yang tertindas. Masyarakat menjadi semakin tidak tenang dan semakin gelisah. Pada akhirnya, pihak pihak yang tertindas akan bersatu dan akhirnya melawan oknum yang menindas mereka pada awalnya.

Tapi apapun yang terjadi, premanisme ini terjadi seperti daur ulang kehidupan : lahir, hidup, mati. Premanisme ini juga akan sama seperti itu. Diawali dengan satu pihak yang menindas pihak lain-pihak yang tertindas akhirnya berniat untuk melakukan perlawanan – pihak pihak yang tertindas bersatu untuk melawan yang menindas – yang menindas menjadi tertindas – dan terus terulang demikian.

Premanisme sebenarnya tidak akan pernah bisa dihentikan,  mereka hanya bisa dikurangi. Untuk mengurangi premanisme, kita perlu untuk mengubah pola pikir masyrakat. Masyarakat seharusnya tidak perlu takut dengan yang namanya premanisme, mereka harus percaya bahwa, semakin mereka takut maka akan semakin tertindas diri mereka.


Continue Reading...

Jumat, 08 Juli 2016

Kekeringan Mengintai Bali

0 komentar

Kekeringan Mengintai Pulau Surga

Bali.... siapa yang tidak mengenal pulau yang akrab disebut pulau dewata ini. Karena keindahan dan keelokannya, tidak disangka sangka bali bisa menjadi destinasi wisata terpopuler ke 2 didunia. Kepopuleran tersebut akhirnya mendatangkan banyak wisatawan baik dari dalam negeri hingga keluar negeri.
Banyaknya wisatawan otomatis diseimbangkan dengan penyediaan penginapan yang dipakai untuk meraih keuntungan dari pihak pihak tertentu. Salah satu pihak yang mengambil keuntungan dari penyediaan penginapan itu adalah pemerintah.
 Pemerintah kita, dengan senang hati menadahkan tangan mereka untuk menerima pajak pajak  dari penginapan yang keberadaannya semakin meluap. Mereka seperti amoeba yang bisa bertambah setiap menitnya. Bali yang dulunya asri nan indah, sekarang telah menjadi kubangan bagi para investor yang menanamkan modal di penginapan mereka.
Sebuah penginapan tidak akan luput dari sarana dan prasarana didalamnya. Salah satu sarana yang diperlukan adalah air. Untuk membuat sebuah penginapan betah ditempati,  tentunya setiap investor akan menyediakan pasokan air bersih. Tidak lain dan tidak bukan, air yang ada di hotel dan villa- villa sekarang ini kebanyakan berasal dari bawah tanah. Dimana mereka harus menggali untuk mendapatkan air itu.
Sumber : bali.tribunnews.com
Di saat para penduduk hanya menggali hingga belasan meter untuk mendapatkan pasokan air, mereka menggali hingga kurang lebih 60 m dari permukaan tanah untuk mendapatkan air  bersih. Penggalian yang berlebihan akan membuat tanah diatasnya tidak stabil sehingga menyebabkan tanah longsor, kekeringan, dan kekurangan air bersih.
Disini bisa kita simpulkan bahwa semakin banyak penginapan sama dengan semakin sedikit pasokan air bersih yang tersisa. Namun sekarang ini, pertumbuhan penginapan tidak dapat dibendung lagi. Pemerintah menjadi terlena oleh kenikmatan yang didapatkan dari penginapan, mereka tidak memikirkan nasib Bali kedepannya.
Alhasil, Bali yang dahulunya berlimpah ruah akan air bersih, sekarang menjadi kekurangan akan benda tersebut. Penginapan yang seharusnya merupakan salah satu keuntungan untuk bali, malah membuat kerugian yang lebih besar.
Karena pasokan air yang berkurang, ada beberapa orang didesa yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Salah satunya, kasus Made Nyemplong Warga Jalan Wibisana, Banjar Balun, Pemecutan Kaja, Denpasar. Ia mengaku telah membeli air rata rata 8 galon sehari. Air itupun ternyata hanya cukup untuk dipakai hingga siang hari saja. Kasus Made Nyemplong ini patut digunakan sebagai contoh akan krisis air di Bali.
Dari pihak masyarakat , kita dari sekarang sudah harus mengurangi penggunaan air bila tidak diperlukan.  Sedangkan pemerintah, mereka perlu membasmi pertumbuhan villa dan hotel di Bali ini.

                                                                                                                                                       

Continue Reading...

Kurikulum, Guru dan Proses pembelajarannya

0 komentar

Kurikulum, Guru, dan Proses pembelajarannya dikelas


Pendidikan adalah suatu kebiasaan dan pengetahuan yang diberikan turun menurun melalui pengajaran. Dalam aspek sekolah, pengetahuan berarti mata pelajaran dan pengajarnya adalah guru. Tentunya pendidikan merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan kita. Pendidikan telah banyak merubah nasib umat manusia yang awalnya tidak mengetahui apa apa menjadi manusia yang professional dalam bidang tertentu.

Pendidikan dapat dibagi menjadi 2, yaitu pendidikan di luar sekolah dan di dalam sekolah. Pendidikan di luar sekolah merupakan pendidikan yang tidak formal, artinya dapat dilaksanakan dengan pakaian apapun dan dengan bebas memilih pengajar. Sedangkan untuk pendidikan di dalam sekolah bersifat sangat formal, harus dilaksanakan oleh guru yang ada disekolah dengan menggunakan proses pembelajaran dan kurikulum yang sudah ada.
Sumber : dindun45.blogspot.com

Di Indonesia sekarang ini lebih banyak pendidikan yang dilaksanakan di dalam sekolah, sehingga tidak dapat dipungkiri sangat membutuhkan sebuah kurikulum.  Kurikulum ini sendiri adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan. Lembaga penyelenggara pendidikan di Indonesia telah membuat berbaga jenis kurikullum dari waktu ke waktu. Banyaknya pembuatan kurikulum ini mencerminkan bahwa lembaga pendidikan di Indonesia tidak tetap pendirian mengenai pendidikan yang akan diterapkan. Setiap pergantian menteri pendidikan pasti akan terjadi perubahan kurikulum. Mereka merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada dan berusaha merangkai kurikulum baru dalam rangka membuat pendidikan di Indonesia menjadi lebi baik, namun yang terjadi kebalikannya. Karena sering terjadi pergantian kurikulum di Indonesia, pelajar menjadi semakin tidak karuan. Saya sendiri sebagai seorang pelajar pernah merasakan perubahan kurikulum dari tahun 2010 ke tahun 2013 yang membuat penilaian dan pelajaran menjadi berubah 360 derajat.
Sumber : slideshare.net

Selain karena seringnya pergantian, kurikulum di Indonesia juga sangatlah tidak sesuai dengan masa depan siswanya. Di Indonesia siswa dituntut untuk mendapatkan nilai tinggi di berbagai macam pelajaran yang jumlahnya lumayan banyak. Pada akhirnya kita menjadi mengetahui semua bidang namun tidak ahli dalam salah satu bidang tersebut. Dunia sekarang ini membutuhkan orang orang yang ahli pada satu bidang, bukan orang yang hanya tahu semua bidang.

Kurikulum ini mempengaruhi banyak aspek dalam pendidikan, oleh karena itu apabila kurikulum tersebut kurang bagus, maka aspek-aspek dalam pendidikannya juga kurang bagus. Sebuah kurikulum setelah dipublikasikan oleh menteri pendidikan tentunya harus langsung ditetapkan. Penetapan kurikulum yang baru ini akan membuat kurikulum yang lama mengalami perubahan, baik dalam proses pengajaran, guru, dll.

Guru- guru akan diminta untuk menyesuaikan diri dengan kurikulum yang baru, sehingga mereka membuat cara pengajaran yang baru dan penilaian yang baru. Guru-guru yang sudah nyaman terhadap satu kurikulum akan merasa enggan dan malas untuk membuat cara pengajaran yang baru, alhasil mereka hanya asal menilai tanpa melihat keunggulan ataupun kemunduran dari murid tersebut. Lain halnya dengan guru yang bisa beradaptasi dengan berbagai macam kurikulum, guru ini akan menyesuaikan seluruh proses pengajarannya hingga sesuai dengan kurikulum yang baru.

Proses pengajaran ini pada akhirnya akan mempengaruhi nilai murid dalam kelas tersebut. Walaupun kurikulumnya satu, banyak proses pengajaran yang dapat diterapkan dari satu kurikulum tersebut. Proses pengajaran ini tergantung bagaimana guru tersebut melihat suatu kurikulum. Apabila mereka meihat kurikulum ini merupakan kurikulum yang mementingkan kejujuran daripada nilai, maka mereka akan mnerapkan proses pembelajaran dimana murid sama sekali tidak diperbolehkan untuk menyontek. Apabila mereka melihat kurikulum ini merupakan kurikulum yang berniat untuk mmbuat siswa dikelas agar menjadi aktif, maka guru akan memberikan banyak kesempatan kepada siswa di kelas tersebut agar dapat memberikan pendapat atau mengajukan pertanyaan mereka.

Pada akhirnya, kurikulum ini tidak hanya berdampak di masa siswa itu menjalani pendidikan, namun juga akan berdampak sesudahnya. Seperti yang kita ketahui, kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berubah ubah atau tak tetap pendirian, namun ada satu hal yang tidak berubah dari menteri ke menteri. Hal itu adalah nilai.

Nilai akan selalu dan tetap ada dalam berbagai kurikulum, karena nilai adalah tolok ukur kemampuan murid.  Bagaimanapun bentuk atau jenis kurikulum itu, pasti murid akan tetap menemukan celah untuk membuat nilainya menjadi bertambah. Inilah yang merupakan dampak tidak langsung dari kurikulum yang selalu berubah ubah.

Siswa pada akhirnya lelah karena kurikulum yang sangat tidak karuan dan pada akhirnya mencari cari celah untuk mendapatkan nilai dengan cara instan. Namun kebiasaan ini tidak berhenti pada saat orang itu menjadi siswa. Karena sudah terbiasa, kebiasaan ini akan terus terbawa hingga ke jenjang kerja. Dia akan mencari cara yang cepat dan mudah untuk mendapatkan uang dan gaji yang banyak, salah satunya dengan korupsi. Dan tidak dapat disangkal lagi, Indonesia merupakan salah satu negara yang tercatat karena korupsi terbanyak.

Seharusnya kita dapat mencontoh kurikulum dari negara negara maju yang menuntun siswa mereka dari kecil untuk mencapai keinginan mereka dan tetap pendirian terhadap kurikulum yang telah mereka buat di awal. Yang pada akhirnya dapat fokus terhadap satu bidang bukan mneyeluruh terhadap semua bidang.
Continue Reading...
 

Blog Paling Meyakinkan Copyright © 2012 Template Designed by BTDesigner Published..Blogger Templates· Powered by Blogger