Jumat, 08 Juli 2016

Kekeringan Mengintai Bali

Kekeringan Mengintai Pulau Surga

Bali.... siapa yang tidak mengenal pulau yang akrab disebut pulau dewata ini. Karena keindahan dan keelokannya, tidak disangka sangka bali bisa menjadi destinasi wisata terpopuler ke 2 didunia. Kepopuleran tersebut akhirnya mendatangkan banyak wisatawan baik dari dalam negeri hingga keluar negeri.
Banyaknya wisatawan otomatis diseimbangkan dengan penyediaan penginapan yang dipakai untuk meraih keuntungan dari pihak pihak tertentu. Salah satu pihak yang mengambil keuntungan dari penyediaan penginapan itu adalah pemerintah.
 Pemerintah kita, dengan senang hati menadahkan tangan mereka untuk menerima pajak pajak  dari penginapan yang keberadaannya semakin meluap. Mereka seperti amoeba yang bisa bertambah setiap menitnya. Bali yang dulunya asri nan indah, sekarang telah menjadi kubangan bagi para investor yang menanamkan modal di penginapan mereka.
Sebuah penginapan tidak akan luput dari sarana dan prasarana didalamnya. Salah satu sarana yang diperlukan adalah air. Untuk membuat sebuah penginapan betah ditempati,  tentunya setiap investor akan menyediakan pasokan air bersih. Tidak lain dan tidak bukan, air yang ada di hotel dan villa- villa sekarang ini kebanyakan berasal dari bawah tanah. Dimana mereka harus menggali untuk mendapatkan air itu.
Sumber : bali.tribunnews.com
Di saat para penduduk hanya menggali hingga belasan meter untuk mendapatkan pasokan air, mereka menggali hingga kurang lebih 60 m dari permukaan tanah untuk mendapatkan air  bersih. Penggalian yang berlebihan akan membuat tanah diatasnya tidak stabil sehingga menyebabkan tanah longsor, kekeringan, dan kekurangan air bersih.
Disini bisa kita simpulkan bahwa semakin banyak penginapan sama dengan semakin sedikit pasokan air bersih yang tersisa. Namun sekarang ini, pertumbuhan penginapan tidak dapat dibendung lagi. Pemerintah menjadi terlena oleh kenikmatan yang didapatkan dari penginapan, mereka tidak memikirkan nasib Bali kedepannya.
Alhasil, Bali yang dahulunya berlimpah ruah akan air bersih, sekarang menjadi kekurangan akan benda tersebut. Penginapan yang seharusnya merupakan salah satu keuntungan untuk bali, malah membuat kerugian yang lebih besar.
Karena pasokan air yang berkurang, ada beberapa orang didesa yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Salah satunya, kasus Made Nyemplong Warga Jalan Wibisana, Banjar Balun, Pemecutan Kaja, Denpasar. Ia mengaku telah membeli air rata rata 8 galon sehari. Air itupun ternyata hanya cukup untuk dipakai hingga siang hari saja. Kasus Made Nyemplong ini patut digunakan sebagai contoh akan krisis air di Bali.
Dari pihak masyarakat , kita dari sekarang sudah harus mengurangi penggunaan air bila tidak diperlukan.  Sedangkan pemerintah, mereka perlu membasmi pertumbuhan villa dan hotel di Bali ini.

                                                                                                                                                       

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Paling Meyakinkan Copyright © 2012 Template Designed by BTDesigner Published..Blogger Templates· Powered by Blogger