Jumat, 08 Juli 2016

Kurikulum, Guru dan Proses pembelajarannya


Kurikulum, Guru, dan Proses pembelajarannya dikelas


Pendidikan adalah suatu kebiasaan dan pengetahuan yang diberikan turun menurun melalui pengajaran. Dalam aspek sekolah, pengetahuan berarti mata pelajaran dan pengajarnya adalah guru. Tentunya pendidikan merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan kita. Pendidikan telah banyak merubah nasib umat manusia yang awalnya tidak mengetahui apa apa menjadi manusia yang professional dalam bidang tertentu.

Pendidikan dapat dibagi menjadi 2, yaitu pendidikan di luar sekolah dan di dalam sekolah. Pendidikan di luar sekolah merupakan pendidikan yang tidak formal, artinya dapat dilaksanakan dengan pakaian apapun dan dengan bebas memilih pengajar. Sedangkan untuk pendidikan di dalam sekolah bersifat sangat formal, harus dilaksanakan oleh guru yang ada disekolah dengan menggunakan proses pembelajaran dan kurikulum yang sudah ada.
Sumber : dindun45.blogspot.com

Di Indonesia sekarang ini lebih banyak pendidikan yang dilaksanakan di dalam sekolah, sehingga tidak dapat dipungkiri sangat membutuhkan sebuah kurikulum.  Kurikulum ini sendiri adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan. Lembaga penyelenggara pendidikan di Indonesia telah membuat berbaga jenis kurikullum dari waktu ke waktu. Banyaknya pembuatan kurikulum ini mencerminkan bahwa lembaga pendidikan di Indonesia tidak tetap pendirian mengenai pendidikan yang akan diterapkan. Setiap pergantian menteri pendidikan pasti akan terjadi perubahan kurikulum. Mereka merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada dan berusaha merangkai kurikulum baru dalam rangka membuat pendidikan di Indonesia menjadi lebi baik, namun yang terjadi kebalikannya. Karena sering terjadi pergantian kurikulum di Indonesia, pelajar menjadi semakin tidak karuan. Saya sendiri sebagai seorang pelajar pernah merasakan perubahan kurikulum dari tahun 2010 ke tahun 2013 yang membuat penilaian dan pelajaran menjadi berubah 360 derajat.
Sumber : slideshare.net

Selain karena seringnya pergantian, kurikulum di Indonesia juga sangatlah tidak sesuai dengan masa depan siswanya. Di Indonesia siswa dituntut untuk mendapatkan nilai tinggi di berbagai macam pelajaran yang jumlahnya lumayan banyak. Pada akhirnya kita menjadi mengetahui semua bidang namun tidak ahli dalam salah satu bidang tersebut. Dunia sekarang ini membutuhkan orang orang yang ahli pada satu bidang, bukan orang yang hanya tahu semua bidang.

Kurikulum ini mempengaruhi banyak aspek dalam pendidikan, oleh karena itu apabila kurikulum tersebut kurang bagus, maka aspek-aspek dalam pendidikannya juga kurang bagus. Sebuah kurikulum setelah dipublikasikan oleh menteri pendidikan tentunya harus langsung ditetapkan. Penetapan kurikulum yang baru ini akan membuat kurikulum yang lama mengalami perubahan, baik dalam proses pengajaran, guru, dll.

Guru- guru akan diminta untuk menyesuaikan diri dengan kurikulum yang baru, sehingga mereka membuat cara pengajaran yang baru dan penilaian yang baru. Guru-guru yang sudah nyaman terhadap satu kurikulum akan merasa enggan dan malas untuk membuat cara pengajaran yang baru, alhasil mereka hanya asal menilai tanpa melihat keunggulan ataupun kemunduran dari murid tersebut. Lain halnya dengan guru yang bisa beradaptasi dengan berbagai macam kurikulum, guru ini akan menyesuaikan seluruh proses pengajarannya hingga sesuai dengan kurikulum yang baru.

Proses pengajaran ini pada akhirnya akan mempengaruhi nilai murid dalam kelas tersebut. Walaupun kurikulumnya satu, banyak proses pengajaran yang dapat diterapkan dari satu kurikulum tersebut. Proses pengajaran ini tergantung bagaimana guru tersebut melihat suatu kurikulum. Apabila mereka meihat kurikulum ini merupakan kurikulum yang mementingkan kejujuran daripada nilai, maka mereka akan mnerapkan proses pembelajaran dimana murid sama sekali tidak diperbolehkan untuk menyontek. Apabila mereka melihat kurikulum ini merupakan kurikulum yang berniat untuk mmbuat siswa dikelas agar menjadi aktif, maka guru akan memberikan banyak kesempatan kepada siswa di kelas tersebut agar dapat memberikan pendapat atau mengajukan pertanyaan mereka.

Pada akhirnya, kurikulum ini tidak hanya berdampak di masa siswa itu menjalani pendidikan, namun juga akan berdampak sesudahnya. Seperti yang kita ketahui, kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berubah ubah atau tak tetap pendirian, namun ada satu hal yang tidak berubah dari menteri ke menteri. Hal itu adalah nilai.

Nilai akan selalu dan tetap ada dalam berbagai kurikulum, karena nilai adalah tolok ukur kemampuan murid.  Bagaimanapun bentuk atau jenis kurikulum itu, pasti murid akan tetap menemukan celah untuk membuat nilainya menjadi bertambah. Inilah yang merupakan dampak tidak langsung dari kurikulum yang selalu berubah ubah.

Siswa pada akhirnya lelah karena kurikulum yang sangat tidak karuan dan pada akhirnya mencari cari celah untuk mendapatkan nilai dengan cara instan. Namun kebiasaan ini tidak berhenti pada saat orang itu menjadi siswa. Karena sudah terbiasa, kebiasaan ini akan terus terbawa hingga ke jenjang kerja. Dia akan mencari cara yang cepat dan mudah untuk mendapatkan uang dan gaji yang banyak, salah satunya dengan korupsi. Dan tidak dapat disangkal lagi, Indonesia merupakan salah satu negara yang tercatat karena korupsi terbanyak.

Seharusnya kita dapat mencontoh kurikulum dari negara negara maju yang menuntun siswa mereka dari kecil untuk mencapai keinginan mereka dan tetap pendirian terhadap kurikulum yang telah mereka buat di awal. Yang pada akhirnya dapat fokus terhadap satu bidang bukan mneyeluruh terhadap semua bidang.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Paling Meyakinkan Copyright © 2012 Template Designed by BTDesigner Published..Blogger Templates· Powered by Blogger