Kurikulum, Guru, dan Proses pembelajarannya dikelas
Pendidikan adalah suatu kebiasaan dan pengetahuan
yang diberikan turun menurun melalui pengajaran. Dalam aspek sekolah, pengetahuan berarti mata
pelajaran dan pengajarnya adalah guru. Tentunya pendidikan merupakan suatu hal
yang sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan kita. Pendidikan telah banyak
merubah nasib umat manusia yang awalnya tidak mengetahui apa apa menjadi
manusia yang professional dalam bidang tertentu.
Pendidikan dapat dibagi menjadi 2, yaitu pendidikan
di luar sekolah dan di dalam sekolah. Pendidikan di luar sekolah merupakan
pendidikan yang tidak formal, artinya dapat dilaksanakan dengan pakaian apapun
dan dengan bebas memilih pengajar. Sedangkan untuk pendidikan di dalam sekolah bersifat
sangat
formal, harus dilaksanakan oleh guru yang ada disekolah dengan menggunakan
proses pembelajaran dan kurikulum yang sudah ada.
Sumber : dindun45.blogspot.com
Di Indonesia sekarang ini lebih banyak pendidikan yang
dilaksanakan di dalam sekolah, sehingga tidak dapat dipungkiri sangat
membutuhkan sebuah kurikulum. Kurikulum ini sendiri adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran
dalam satu periode jenjang pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan. Lembaga penyelenggara
pendidikan di Indonesia telah membuat berbaga jenis kurikullum dari waktu ke
waktu. Banyaknya pembuatan kurikulum ini mencerminkan bahwa lembaga pendidikan
di Indonesia tidak tetap pendirian mengenai pendidikan yang akan diterapkan.
Setiap pergantian menteri pendidikan pasti akan terjadi perubahan kurikulum.
Mereka merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada dan berusaha merangkai
kurikulum baru dalam rangka membuat pendidikan di Indonesia menjadi lebi baik,
namun yang terjadi kebalikannya. Karena sering terjadi pergantian kurikulum di
Indonesia, pelajar menjadi semakin tidak karuan. Saya sendiri sebagai seorang
pelajar pernah merasakan perubahan kurikulum dari tahun 2010 ke tahun 2013 yang
membuat penilaian dan pelajaran menjadi berubah 360 derajat.
Sumber : slideshare.net |
Selain karena seringnya pergantian,
kurikulum di Indonesia juga sangatlah tidak sesuai dengan masa depan siswanya.
Di Indonesia siswa dituntut untuk mendapatkan nilai tinggi di berbagai macam
pelajaran yang jumlahnya lumayan banyak. Pada akhirnya kita menjadi mengetahui
semua bidang namun tidak ahli dalam salah satu bidang tersebut. Dunia sekarang
ini membutuhkan orang orang yang ahli pada satu bidang, bukan orang yang hanya
tahu semua bidang.
Kurikulum ini mempengaruhi banyak
aspek dalam pendidikan, oleh karena itu apabila kurikulum tersebut kurang
bagus, maka aspek-aspek dalam pendidikannya juga kurang bagus. Sebuah kurikulum
setelah dipublikasikan oleh menteri pendidikan tentunya harus langsung
ditetapkan. Penetapan kurikulum yang baru ini akan membuat kurikulum yang lama
mengalami perubahan, baik dalam proses pengajaran, guru, dll.
Guru- guru akan diminta untuk
menyesuaikan diri dengan kurikulum yang baru, sehingga mereka membuat cara
pengajaran yang baru dan penilaian yang baru. Guru-guru yang sudah nyaman
terhadap satu kurikulum akan merasa enggan dan malas untuk membuat cara
pengajaran yang baru, alhasil mereka hanya asal menilai tanpa melihat
keunggulan ataupun kemunduran dari murid tersebut. Lain halnya dengan guru yang
bisa beradaptasi dengan berbagai macam kurikulum, guru ini akan menyesuaikan
seluruh proses pengajarannya hingga sesuai dengan kurikulum yang baru.
Proses pengajaran ini pada akhirnya
akan mempengaruhi nilai murid dalam kelas tersebut. Walaupun kurikulumnya satu,
banyak proses pengajaran yang dapat diterapkan dari satu kurikulum tersebut.
Proses pengajaran ini tergantung bagaimana guru tersebut melihat suatu
kurikulum. Apabila mereka meihat kurikulum ini merupakan kurikulum yang
mementingkan kejujuran daripada nilai, maka mereka akan mnerapkan proses
pembelajaran dimana murid sama sekali tidak diperbolehkan untuk menyontek.
Apabila mereka melihat kurikulum ini merupakan kurikulum yang berniat untuk
mmbuat siswa dikelas agar menjadi aktif, maka guru akan memberikan banyak
kesempatan kepada siswa di kelas tersebut agar dapat memberikan pendapat atau
mengajukan pertanyaan mereka.
Pada akhirnya, kurikulum ini tidak
hanya berdampak di masa siswa itu menjalani pendidikan, namun juga akan
berdampak sesudahnya. Seperti yang kita ketahui, kurikulum pendidikan di
Indonesia selalu berubah ubah atau tak tetap pendirian, namun ada satu hal yang
tidak berubah dari menteri ke menteri. Hal itu adalah nilai.
Nilai akan selalu dan tetap ada
dalam berbagai kurikulum, karena nilai adalah tolok ukur
kemampuan murid. Bagaimanapun bentuk atau jenis kurikulum
itu, pasti murid akan tetap menemukan celah untuk membuat nilainya menjadi
bertambah. Inilah yang merupakan dampak tidak langsung dari kurikulum yang
selalu berubah ubah.
Siswa pada akhirnya lelah karena
kurikulum yang sangat tidak karuan dan pada akhirnya mencari cari celah untuk
mendapatkan nilai dengan cara instan. Namun kebiasaan ini tidak berhenti pada
saat orang itu menjadi siswa. Karena sudah terbiasa, kebiasaan ini akan terus
terbawa hingga ke jenjang kerja. Dia akan mencari cara yang cepat dan mudah
untuk mendapatkan uang dan gaji yang banyak, salah satunya dengan korupsi. Dan
tidak dapat disangkal lagi, Indonesia
merupakan salah satu negara yang tercatat karena korupsi terbanyak.
Seharusnya kita dapat mencontoh
kurikulum dari negara negara maju yang menuntun siswa mereka dari kecil untuk
mencapai keinginan mereka dan tetap pendirian terhadap kurikulum yang telah
mereka buat di awal. Yang pada akhirnya dapat fokus terhadap satu bidang bukan
mneyeluruh terhadap semua bidang.
0 komentar:
Posting Komentar