Premanisme
: Takut untuk Berani
Rintihan
penduduk lemah tertindas oleh yang lebih kuat. Erangan mereka terdengar hingga
penjuru negeri, tapi tidak satupun uluran tangan yang terlihat. Yang kuat
diatas dan yang lemah semakin terpuruk masuk ke lubang hitam tak berujung.
Tahun
berganti tahun, bulan berganti bulan, hari berganti hari. Harapan agar
kebiasaan ini hilang telah pupus tertiup angin. Marilah kita menghadap ke dunia
nyata dan lupakan doa doa yang telah kita ucapkan untuk membuat perilaku ini
hilang dari rakyat.
Ingin melawan
tapi terlalu takut, kalau diteruskan kita akan terus tertidas. Premanisme, satu
kata yang sudah sangat familiar di masyarakat. Premanisme ini mencerminkan
sebuah kelakuan penindasan pihak yang lemah oleh pihak yang lebih kuat. Baik
dari segi kekuatan maupun kekuasaan, premanisme ini tetap saja membuat batin
masyarakat menjadi terusik dan gelisah.
Sumber : bisnisnesia.wordpress.com |
Premanisme
di kalangan bawah sering dipengaruhi oleh kekuatan. Orang-orang menengah
kebawah akan bergetar hebat jika disuguhi dengan kekuatan yang melebihi dari
kekuatan yang ada di diri mereka. Premanisme dikalangan bawah familiar dengan
adanya ormas-ormas yang menggerakkan preman layaknya dalang dibelakang layar.
Sedangkan
premanisme dibagian kekuasaan sering terjadi di suatu organisasi yang memiliki
tingkatan, sebut saja sekolah. Di sekolah, kita sudah familiar dengan kata
senioritas dan junioritas. Pasti ada beberapa murid yang terusik dan resah,
karena didasarkan dengan kata senioritas.
Premanisme
ini sebenarnya bertujuan untuk memenuhi sifat keegoisan dari suatu oknum atau
organisasi tertentu agar keinginan yang mereka damba dambakan bisa tercapai
sepenuhnya. Akhirnya segala cara akan mereka lakukan untuk memenuhinya, salah
satunya dengan premanisme.
Apabila
fenomena premanisme ini terus berlanjut, maka akan semakin banyak pihak yang
tertindas. Masyarakat menjadi semakin tidak tenang dan semakin gelisah. Pada
akhirnya, pihak pihak yang tertindas akan bersatu dan akhirnya melawan oknum
yang menindas mereka pada awalnya.
Tapi
apapun yang terjadi, premanisme ini terjadi seperti daur ulang kehidupan :
lahir, hidup, mati. Premanisme ini juga akan sama seperti itu. Diawali dengan
satu pihak yang menindas pihak lain-pihak yang tertindas akhirnya berniat untuk
melakukan perlawanan – pihak pihak yang tertindas bersatu untuk melawan yang
menindas – yang menindas menjadi tertindas – dan terus terulang demikian.
Premanisme
sebenarnya tidak akan pernah bisa dihentikan,
mereka hanya bisa dikurangi. Untuk mengurangi premanisme, kita perlu
untuk mengubah pola pikir masyrakat. Masyarakat seharusnya tidak perlu takut
dengan yang namanya premanisme, mereka harus percaya bahwa, semakin mereka
takut maka akan semakin tertindas diri mereka.
0 komentar:
Posting Komentar