Sabtu, 09 Juli 2016

Premanisme : Takut untuk Berani


Premanisme : Takut untuk Berani



Rintihan penduduk lemah tertindas oleh yang lebih kuat. Erangan mereka terdengar hingga penjuru negeri, tapi tidak satupun uluran tangan yang terlihat. Yang kuat diatas dan yang lemah semakin terpuruk masuk ke lubang hitam tak berujung.

Tahun berganti tahun, bulan berganti bulan, hari berganti hari. Harapan agar kebiasaan ini hilang telah pupus tertiup angin. Marilah kita menghadap ke dunia nyata dan lupakan doa doa yang telah kita ucapkan untuk membuat perilaku ini hilang dari rakyat.

Ingin melawan tapi terlalu takut, kalau diteruskan kita akan terus tertidas. Premanisme, satu kata yang sudah sangat familiar di masyarakat. Premanisme ini mencerminkan sebuah kelakuan penindasan pihak yang lemah oleh pihak yang lebih kuat. Baik dari segi kekuatan maupun kekuasaan, premanisme ini tetap saja membuat batin masyarakat menjadi terusik dan gelisah.
Sumber : bisnisnesia.wordpress.com

Premanisme di kalangan bawah sering dipengaruhi oleh kekuatan. Orang-orang menengah kebawah akan bergetar hebat jika disuguhi dengan kekuatan yang melebihi dari kekuatan yang ada di diri mereka. Premanisme dikalangan bawah familiar dengan adanya ormas-ormas yang menggerakkan preman layaknya dalang dibelakang layar.

Sedangkan premanisme dibagian kekuasaan sering terjadi di suatu organisasi yang memiliki tingkatan, sebut saja sekolah. Di sekolah, kita sudah familiar dengan kata senioritas dan junioritas. Pasti ada beberapa murid yang terusik dan resah, karena didasarkan dengan kata senioritas.

Premanisme ini sebenarnya bertujuan untuk memenuhi sifat keegoisan dari suatu oknum atau organisasi tertentu agar keinginan yang mereka damba dambakan bisa tercapai sepenuhnya. Akhirnya segala cara akan mereka lakukan untuk memenuhinya, salah satunya dengan premanisme.

Apabila fenomena premanisme ini terus berlanjut, maka akan semakin banyak pihak yang tertindas. Masyarakat menjadi semakin tidak tenang dan semakin gelisah. Pada akhirnya, pihak pihak yang tertindas akan bersatu dan akhirnya melawan oknum yang menindas mereka pada awalnya.

Tapi apapun yang terjadi, premanisme ini terjadi seperti daur ulang kehidupan : lahir, hidup, mati. Premanisme ini juga akan sama seperti itu. Diawali dengan satu pihak yang menindas pihak lain-pihak yang tertindas akhirnya berniat untuk melakukan perlawanan – pihak pihak yang tertindas bersatu untuk melawan yang menindas – yang menindas menjadi tertindas – dan terus terulang demikian.

Premanisme sebenarnya tidak akan pernah bisa dihentikan,  mereka hanya bisa dikurangi. Untuk mengurangi premanisme, kita perlu untuk mengubah pola pikir masyrakat. Masyarakat seharusnya tidak perlu takut dengan yang namanya premanisme, mereka harus percaya bahwa, semakin mereka takut maka akan semakin tertindas diri mereka.


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Paling Meyakinkan Copyright © 2012 Template Designed by BTDesigner Published..Blogger Templates· Powered by Blogger